Kram
Kram atau spasme sering terjadi pada otot rangka. Mereka dapat menyertai penyakit sistem motoris, penyakit metabolik, seperti uremia, tetanus, dan kehabisan elektrolit, khususnya natrium, kalium, dan kalsium. Kram otot sering dilaporkan terjadi di malam hari atau saat beristirahat, dan dapat disebabkan oleh kadar gula darah rendah di malam hari. Dehidrasi dapat pula menyebabkan kram. Kram adalah spasme involunter dari kelompok otot spesifik, yang menjadi keras dan sakit. Terdapat di hetis, paha, bokong, atau kelompok otot lain.
Kram atau spasme sering terjadi pada otot rangka. Mereka dapat menyertai penyakit sistem motoris, penyakit metabolik, seperti uremia, tetanus, dan kehabisan elektrolit, khususnya natrium, kalium, dan kalsium. Kram otot sering dilaporkan terjadi di malam hari atau saat beristirahat, dan dapat disebabkan oleh kadar gula darah rendah di malam hari. Dehidrasi dapat pula menyebabkan kram. Kram adalah spasme involunter dari kelompok otot spesifik, yang menjadi keras dan sakit. Terdapat di hetis, paha, bokong, atau kelompok otot lain.
Tetani
Tetani adalah keadaan spasme intermiten akibat hipokalsemia dan hipomagnesemia. Hiperventilasi dapat memicu keadaan ini dengan menurunkan CO2 serum.
Tetani adalah keadaan spasme intermiten akibat hipokalsemia dan hipomagnesemia. Hiperventilasi dapat memicu keadaan ini dengan menurunkan CO2 serum.
Hipertrofi
Pembesaran masing-masing serat otot, sebagai akibat kerja keras. Otot jantung dan otot rangka tidak dapat bergenerasi untuk memenuhi naiknya kebutuhan. Mereka menyesuaikan diri dengan membesarkan masing-masing serat.
Pembesaran masing-masing serat otot, sebagai akibat kerja keras. Otot jantung dan otot rangka tidak dapat bergenerasi untuk memenuhi naiknya kebutuhan. Mereka menyesuaikan diri dengan membesarkan masing-masing serat.
Atrofi
Atrofi adalah mengecilnya massa otot akibat mengecilnya ukuran miofibril. Otot yang atrofi terjadi akibat proses menua, immobilisasi (tidak dipakai), iskemia menahun, malnutrisi, dan denervasi (terputusnya hubungan saraf).
Atrofi adalah mengecilnya massa otot akibat mengecilnya ukuran miofibril. Otot yang atrofi terjadi akibat proses menua, immobilisasi (tidak dipakai), iskemia menahun, malnutrisi, dan denervasi (terputusnya hubungan saraf).
Rigor mortis
Rigor mortis adalah keadaan kontraksi otot 2-4 jam setelah mati somatik. Keadaan ini berlangsung 48 jam, setelah itu mulai melemas (autolisis).
Rigor mortis adalah keadaan kontraksi otot 2-4 jam setelah mati somatik. Keadaan ini berlangsung 48 jam, setelah itu mulai melemas (autolisis).
Pustaka
Patofisiologi Oleh Dr. Jan Tambayong
Patofisiologi Oleh Dr. Jan Tambayong